Artikel menarik seputar kehidupan kita sehari-hari

Minggu, 18 Mei 2014

On 5:31:00 AM by AditFK in ,    No comments
 Alkisah di suatu pulau kecil, tinggallah berbagai macam benda-benda abstrak, ada CINTA, KESEDIHAN, KEKAYAAN, KEGEMBIRAAN, dan sebagainya. Mereka hidup berdampingan dengan baik. Namun suatu ketika, datang badai menghempas pulau kecil itu, air laut tiba-tiba naik dan akan menenggelamkan pulau itu. Semua penghuni pulau cepat-cepat berusaha menyelamatkan diri. CINTA sangat kebingungan sebab ia tidak dapat berenang dan tak mempunyai perahu. Ia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan. Sementara itu air makin naik membasahi kaki CINTA. Tak lama CINTA melihat KEKAYAAN sedang mengayuh perahu. “KEKAYAAN! KEKAYAAN! Tolong aku!” teriak CINTA. “Aduh! Maaf, CINTA! Perahuku telah penuh dengan harta bendaku. Aku tak dapat membawamu serta, nanti perahu ini tenggelam. Lagipula tak ada tempat lagi bagimu di perahuku ini.” kata KEKAYAAN. Lalu KEKAYAAN cepat-cepat mengayuh perahunya pergi.
 CINTA sedih sekali, namun kemudian dilihatnya KEGEMBIRAAN lewat dengan perahunya. “Kegembiraan! Tolong aku!” teriak CINTA. Namun KEGEMBIRAAN terlalu gembira karena ia menemukan perahu sehingga ia tak mendengar teriakan CINTA. Air makin tinggi membasahi CINTA sampai ke pinggang dan CINTA semakin panik.

Tak lama lewatlah KECANTIKAN. “KECANTIKAN! Bawalah aku bersamamu!”, teriak CINTA. “Wah, CINTA, kamu basah dan kotor. Aku tak bisa membawamu ikut. Nanti kamu mengotori perahuku yang indah ini.” sahut KECANTIKAN. CINTA sedih sekali mendengarnya. Ia mulai menangis terisak-isak.

Saat itu lewatlah KESEDIHAN. “Oh, KESEDIHAN, bawalah aku bersamamu,” kata CINTA. “Maaf, CINTA. Aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja...” ujar KESEDIHAN sambil terus mengayuh perahunya. CINTA putus asa. Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya.

Pada saat kritis itulah tiba-tiba terdengar suara, “CINTA! Mari cepat naik ke perahuku!” CINTA menoleh ke arah suara itu dan melihat seorang tua dengan perahunya. Cepat-cepat CINTA naik ke perahu itu, tepat sebelum air menenggelamkannya. Di pulau terdekat, orang tua itu menurunkan CINTA dan segera pergi lagi. Pada saat itu barulah CINTA sadar bahwa ia sama sekali tidak mengetahui siapa orang tua yang menyelamatkannya itu. CINTA segera menanyakannya kepada seorang penduduk tua di pulau itu, siapa sebenarnya orang tua itu. “Oh, orang tua tadi? Dia adalah WAKTU” kata orang itu. “Tapi, mengapa ia menyelamatkanku? Aku tak mengenalnya. Bahkan teman-teman yang mengenalku pun enggan menolongku,” tanya CINTA heran. “Sebab hanya WAKTU-lah yang tahu berapa nilai sesungguhnya dari CINTA itu” kata orang itu.

Seperti halnya Tuhan Yesus, seringkali kita jatuh bangun dalam dosa dalam hidup kita, kita ‘menyalibkan’ Dia untuk kedua kalinya bahkan berkali-kali dalam keseharian kita namun Tuhan Yesus selalu punya waktu di saat kita membutuhkan Dia, Tuhan Yesus selalu ada di saat kita berjalan dalam lembah kekelaman. Begitu luar biasa kasih-Nya bagi kita, Dia tidak memandang siapa kita dan bagaimana kita menyakiti hati-Nya, yang hanya Ia inginkan adalah melihat kita bahagia.

Sekarang bagaimanakah rasa cinta kita kepada Tuhan? Apakah hanya pada saat banyak berkat kita dapat berkata “ku cinta Yesus” atau jika kita sedang dalam pergumulan yang berat kita juga dapat mengatakan hal tersebut. Dan apakah kita terus menerus menyakiti hati Tuhan Yesus? Dengan apa kita dapat membalas seluruh kebaikan-Nya? Kasih-Nya tak akan tergantikan dengan apapun juga karena itu jangan gantikan Dia dengan apapun atau dengan siapapun.

Healing Quote:
Jangan sia-siakan waktu yang Tuhan berikan kepada kita, lakukan segala hal yang menyenangkan hati Tuhan maka kita akan menerima upah dari semuanya.

SUMBER

0 komentar:

Posting Komentar